Masyarakat mengenal psikopat sebagai orang  sadis yang suka membunuh atau menculik dan memiliki kelakuan yang aneh.  Ternyata hal ini berhubungan dengan sesuatu yang salah dibagian otaknya  yang ternyata berlubang.
 Padahal otak itu yang bekerja untuk emosi dan yang menangani  rangsangan serta membuat keputusan. Dalam studi mengenai psikopat yang  dihubungkan dengan pembunuhan, penculikan, kekerasan, dan masa hukuman  yang salah, peneliti dari Inggris menemukan bahwa jalur yang  menghubungkan dua daerah otak yang penting tersebut memiliki lubang atau  jalur yang terputus, sedangkan pada orang yang tidak psikopat bentuknya  sempurna.
 “Penelitian yang lebih terbuka akan memungkinkan dalam perkembangan  perawatan untuk psikopat yang bisa berbahaya di masa mendatang,” ujar Dr  Michael Craig dari Institute of Psychiatry di London’s King’s College  Hospital, seperti dikutip dari Reuters, Senin (10/8/2009).
 Dr. Michael mengatakan pertanyaan yang paling menarik sekarang adalah  kapan lubang dalam otak tersebut terbentuk, apakah sejak lahir, pada  awal pertumbuhan, atau akibat dari sesuatu yang terjadi dengan otaknya.  Psikopat yang ekstrim telah digambarkan dalam beberapa film sebagai  karakter yang suka membunuh, kanibal, kekerasan sosial, suka  memanipulasi, mencari sensasi dan tidak ada rasa empati atau penyesalan.
 Michael Craig dan dengan rekannya Declan Murphy dan Dr. Marco Catani  telah mempublikasikan penelitiannya dalam jurnal Molecular Psychiatry.  Jumlah otak yang bisa dianalisa hanya sedikit yaitu 9 orang psikopat dan  9 orang yang tidak psikopat.
 “Bukan pekerjaan yang mudah untuk mendapatkan orang dengan tipe  tersebut, dan dengan semua keamanan yang dibutuhkan untuk mendapatkan  scan otak orang tersebut,” ujarnya.
 Penelitian ini menggunakan teknologi baru untuk menganalisa otak  psikopat setelah sebelumnya penelitian menemukan amygdala (bagian dari  otak), dimana proses emosi dan bagian kulit luar yang mengatur  rangsangan dan pengambilan keputusan, yang secara struktural berbeda  dengan otak orang yang tidak psikopat.
 Dengan teknik terbaru yang disebut dengan Diffusion Tensor Magnetic  Resonance Imaging (DT-MRI), peneliti bisa melihat masalah dasar dari  sistem yang menghubungkan dua daerah kunci tersebut.
Sumber : Vera Farah Bararah – detikHealth
Sumber : Vera Farah Bararah – detikHealth


